Jagat maya sedang ramai membicarakan dugaan penipuan oleh beberapang orang. Mereka adalah para affiliator atau dalam bahasa yang mudah saya pahami adalah makelar dari sebuah platform trading berbasis binary option. Platform berbaju "investasi" tetapi sebenarnya adalah baiting, judi. Cara kerjanya tidak seperti investasi. Jika kita menanam sejumlah uang di investasi beneran, maka kita membeli sebuah instrumen, entah itu saham, reksadana, obligasi dan sebagainya. Keuntungan atau kerugian yang didapatpun berdasarkan aktivitas instrumen yang kita beli di sektor real. Berbeda dengan binary option, tidak ada instrumen yang dibeli, kita diminta memasang nominal yg diinginkan, kemudian menebak grafik dalam jangka waktu tertentu akan naik atau turun. Jika tebakan benar, maka kita dapat keuntungan sejumlah 80% dari nominal yang kita pasang, jika salah kita kehilangan 100%. Apakah ini investasi?

Orang-orang merasa tertipu karena apa yang makelar-makelar itu janjikan tidak sesuai dengan kenyataannya. Bagaimana tidak? Makelar merayu mereka dengan menjanjikan keuntungan yang besar dalam waktu yang sangat singkat. Mengapa banyak orang yang percaya? Karena dalam menabuh janji, makelar menampilkan penampilan yang mewah. Mobil lamborjini, jam tangan rolek, pakaian berkelas harga ratusan juta, rumah bak istana, dan sederet kemewahan lainnya. Cara tersebut biasa disebut flexing. Pada akhirnya banyak orang yang mengikuti saran makelar-makelar itu tetapi justru tidak bisa ada yang menyamai pencapaiannya. Menjadi crazy rich, sultan, wong sugih. Yang ada mereka kehilangan semua yang didepositkan. Ketika kehilangan, tentu orang tidak akan berhenti dengan dalih akan mengembalikan apa yang sudah hilang. Tetapi hasilnya? Justru kehilangan semakin banyak. 

Setelah ramai pengakuan pengikut-pengikut makelar yang merugi, terbongkar bahwa ternyata keuntungan yang di dapat oleh para makelar bukanlah hasil dari trading, tetapi dari prosentase transaksi para pengikutnya. Dan yang luar biasa, katanya pendapatan makelar bisa mencapai tujuh puluh persen dari transaksi loss membernya. Artinya, jika ada orang yang "trading" dengan memasang 100 juta kemudian loss, ada 70 juta rupiah yang mampir di kantong makelar tersebut. Pantas mudah saja bagi mereka membeli lamborjini. 

Di sisi lain, seorang artis nasional bernama Irfan Hakim ditanya oleh mas Dedi Korbuzer.

"Tidak kepengen membeli mobil mewah?"

"Saya tidak perlu mobil mewah untuk bahagia. Saya lebih suka memelihara binatang-binatang. Melihat mereka tumbuh sehat dan berkembang biak, sehingga alam tetap lestari" Jawab Irfan. 

Irfan Hakim dan para makelar memberi contoh kepada kita bagaimana cara mereka mencari rezeki dan digunakan untuk apa rezeki tersebut untuk memperoleh kebahagiaan kita. 

Semua orang punya keinginan dan kebutuhan yang mendorong untuk bekerja keras memperoleh rejeki supaya keinginan itu tercapai. Masalahnya adalah jika keinginan kita terlalu besar kemudian merasa bahwa itu harus dicapai secepat dan semudah mungkin. Akhirnya mudah terbujuk pada ajakan-ajakan yang sangat menggiurkan. 

Pada akhirnya semua akan baik-baik saja jika kita menanamkan ngendika nya Gus Baha. 
"Orang menjadi miskin karena dia punya keinginan dan keinginan tersebut tidak dapat ia raih. Jika keinginannya hanya sebatas makan dan minum, maka kita tidak akan miskin"