Waktu sudah menunjukkan jam setengah satu dini hari. Sehabis pulang nongkrong dari rumah teman saya masih belum ingin tidur. Ingin sih sebenarnya tetapi masih sulit untuk mengantuk.
Sambil menunggu ngantuk saya mulai rebahan "kemurub", entah apa bahasa indonesianya. Sambil buka yutub. Saya klik salah satu link yang muncul di beranda. Judulnya menarik, kajian Gus Baha, sedekah terang-terangan saja, jangan takut riya.
Isi kajian itu kurang lebih begini. Beliau menjelaskan ayat al-qur'an yang menerangkan bahwa siang akan berganti malam, malam berganti siang dan seterusnya. Yang dimaksud dengan berganti disitu tidak hanya diartikan sebagai bergantinya waktu. Tetapi yang berganti adalah kebaikan. Jika kamu tidak sempat berbuat baik di waktu siang maka berbuat baiklah di waktu malam. Jika tidak sempat di waktu malam kerjakanlah kebaikan di waktu siang. Dan seterusnya.
Kemudian beliau menjelaskan tentang konsep sedekah yang dilakukan oleh Sayyidina Ali. Ayat al-qur'an ada yang mengatakan bahwa bersedekahlah di waktu siang ataupun malam, secara sembunyi atau terang-terangan. Maka Sayyidina Ali membagi rejekinya menjadi 4 bagian. Yang satu bagian disedekahkan pada waktu malam, satu bagian disedekahkan di waktu siang, satu bagian disedekahkan secara terang-terangan, dan satu bagian lagi disedekahkan secara sembunyi-sembunyi. Dengan demikian, ia telah melaksanakan sedekah dengan semua cara yang diperintah Allah dalam al-qur'an. Waktu malam, waktu siang, sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.
"Tapi kalau sedekah terang-terangan saya takut riya' atau dikira riya'?"
Pasti dari kita sering merasa begitu. Lha wong yang menyuruh sedekah terang-terangan itu Allah. Kalau takut riya barangkali itu takut kepada setan. Kalau takut dan taatnya kepada Allah ya gak masalah sedekah terang-terangan. Begitu penjelasan Gus Baha.
Di kamar, 28 April 2020, 00.54 AM
0 Komentar