Proses Akreditasi adalah sebuah hal yang sepertinya wajib dilakukan oleh semua entitas. Proses tersebut dilakukan oleh Komisi Akreditasi untuk menilai seberapa jauh sebuah entitas melaksanakan proses orgasnisasinya sesuai dengan standart yang ditentukan.

Beberapa hari yang lalu Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Banjarnegara, tempat saya bekerja baru selesai melaksanakan akreditasi. Dahulu saya hanya mendengar keluhan dari teman-teman atau lingkungan sekitar bahwa nglakoni akreditasi lelahnya luar biasa. Dan waktu itu saya hanya membayangkan yang namanya lelah ya seperti itu. Setelah merasakan sendiri, ternyata semua diluar bayangan yang sudah pernah dibayangkan itu. Sesekali bahkan seringkali saya pengin misuh ju****k! tapi takut mbokan saru.

Tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya. Sebuah kutipan firman-Nya yang menjadi motivasi untuk tetap melakukan apa yang harus dilakukan senajan sebenarnya berat terasa. Kenapa saya disini dan kenapa saya harus melakukan ini, semua hal itu adalah ketentuan dari Allah dan harus dilaksanakan pada garis-garis yang telah Dia tentukan pula.

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?" sebuah firman Allah lagi yang saya jadikan prinsip. Terpilihnya engkau menjadi pegawai pada sebuah perusahaan / lembaga / instansi dsb. tentu melalui berbagai macam proses. Mulai dari memberikan surat lamaran, proses seleksi hingga pengumuman penerimaan. Ribuan orang mendaftar dan kita menjadi salah satu yang terpilih, padahal mudah saja bagi Allah untuk menempatkan orang lain.

Setelah diterima, melaksanakan pekerjaan, kemudian Allah berikah rezeki melalui perusahaan tempat kita bekerja, berupa gaji, tunjangan, insentip, dll. Allah juga berikan rezeki non materil yang tidak banyak orang merasakannya apalagi mensyukurinya. Rezeki ilmu, rezeki silaturahim, saudara baru. Sejauh mana kita bersyukur atas nikmat rezeki itu? dan apakah kita merasa tidak diuji atas rezeki yang datang itu? 


Akreditasi, bagi entitas merupakan sebuah program untuk menunjang kesuksesan usaha entitas tersebut. Tapi mengerjakan akreditasi bagi para pekerja di entitas itu boleh jadi merupakan ujian dari Allah atas rezeki yang sudah diberikan. Barangkali Allah sedang menguji kita atas rezeki yang ia berikan dengan kesibukan yang luar biasa. Allah ngetes apakah dengan kesibukan itu hambaNya menjadi lalai atau menjadi semakin dekat denganNya. 

Bagi entitas, indikator sukses atau tidaknya akreditasi adalah lulus atau tidak. Tapi bagi para pekerja, indikator kesuksesannya adalah apakah dalam proses pengerjaannya melaksanakan nilai-nilai yang ditentukan olehNya atau tidak. Apakah sepanjang proses pengerjaan yang luar biasa sibuknya kita menjadi semakin dekat dengan-Nya atau justru menjadi semakin jauh? Apakah kita menggantungkan segala hal yang kita lakukan kepadaNya ataukah ada rasa jumawa dalam diri bahwa kerja keras kita adalah faktor penentu segala keberhasilan?

Beberapa waktu yang akan datang buah dari kerja keras akan diketahui. Setidaknya keberhasilan akreditasi bagi entitas akan dapat dilihat setelah keluar pemberitahuan dari penyelenggara akreditasi. Tinggal kini adalah menilai keberhasilan pribadi para pelakunya. Karena keberhasilan para pekerja keras tidak bisa dinilai dengan sebuah sertifikat, hanya hati sendiri yang dapat menilai. Sembari terus memohon ampunan kepada Allah apabila pada prosesnya, pada sibuknya kita sedikit banyak menjadi lalai. Memohon ampunan jika ujian yang diberikan oleh-Nya belum mampu membuat kita menjadi hamba yang lebih tunduk. 

Banjarnegara, 15 Desember 2019