Alhamdulillah, gusti Allah memberikan kesempatan untuk kembali bertemu
bulan Ramadhan. Puasa hari pertama sudah terlewati, sudah dipungkasi dengan
menyeruput kopi dan sebatang rokok.
Berat sebenarnya duh gusti, banyak hal yang tidak boleh dilakukan sebulan
ini. Aku harus bangun pagi-pagi sekali untuk sahur diwaktu biasanya masih
enak-enak molor. Tidak boleh makan dan minum dari fajar sampai Maghrib. Diwaktu
biasanya aku bebas makan dan minum apapun, segeleme. Harus shalat tarawih
dikala biasanya shalat Isa hanya jengkelitan sekenanya.
Jika harus jujur, lebih enak hari-hari biasa daripada bulan Ramadhan ya
Allah. Sebenarnya apa kepentingan-Mu wahai Tuhanku? Apa untung-Mu dengan
menyuruh hamba-hamba-Mu melakukan semua ini?
Renung-merenung tak kutemukan jawaban atas pertanyaan itu. Engkau tidak
diuntungkan atau dirugikan sedikitpun. Jika semua makhluk berpuasa tak
sedikitpun Kau mendapat keuntungan. Jika tak ada yang berpuasa satupun di dunia
ini Engkau juga tak rugi apapun jua. Kami yang akhirnya menyadari bahwa dibalik
semua perintah-Mu segalanya untuk kepentingan hamba-Mu yang dzolim ini.
Engkau tau bahwa aku adalah makhluk yang sangat malas. Oleh karenanya kau
anjurkan kepadaku di bulan Ramadhan ini untuk bangun pagi-pagi sekali. Sebulan pula
lamanya, harusnya di bulan berikutnya sudah terbiasa.
Engkau tau bahwa aku adalah makhluk yang sangat rakus, suka makan dan minum
apa saja sesukaku. Tak peduli makanan baik atau tidak baik aku makan semua demi
memuaskan nafsuku. Aku sering melihat banyak orang-orang yang tidak punya
kesempatan untuk menikmati makanan sepertiku, tetapi aku tak peduli. Maka Kau
ajarkan aku untuk menahan diri, dari kemampuan untuk menikmati apa yang seharusnya
bisa kunikmati. Karena Engkaulah yang lebih tau mana yang ku butuhkan dan mana
yang tidak.
Kau tawarkan pahala yang sangat banyak, ibadah-ibadah yang dianjurkan, seperti shalat tarawih, karena Engkau tahu bahwa aku adalah orang yang sangat
malas untuk melaksanakan ibadah. Kau pancing dengan pahala, kau tawarkan surga
agar aku tertarik tapi tetap saja aku malas. Maka di bulan Ramadhan ini kau
beri anjuran lebih dari bulan-bulan sebelumnya.
Engkau tau bahwa aku adalah makhluk yang sangat pelit, enggan untuk
berbagi, enggan untuk menyisihkan sebagian rezeki yang telah Kau beri, walau
hanya 2,5 % dari banyak sekali rezeki yang telah Kau berikan. Maka di bulan ini
Kau wajibkan aku untuk membayar zakat Fitrah, agar aku bisa menjadi orang yang
bisa mensyukuri rezekimu tidak hanya dengan ucapan syukur saja tetapi dengan
kepedulian membagi rezeki kepada sesama.
Engkau tau bahwa aku adalah orang yang malas membaca ayat-ayat-Mu, maka kau
tawarkan pahala yang lebih banyak di bulan ini bagi ia yang rajin membacanya.
Ya Allah, aku sadar bahwa perintah-Mu kepadaku untuk menjalankan puasa
semata-mata adalah wujud sayang-Mu kepada hamba yang dzolim ini, maka
berikanlah aku kemampuan untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Karena sebenarnya
aku adalah hamba yang sangat lemah, makhluk yang merasa berat jika harus
berpuasa. Maka aku ingin membuktikan cintaku pada-Mu yang terucap dari bibir
ini dengan melawan segala keberatan itu.
Ya Allah, aku selalu bercita-cita bahwa bulan Ramadhan adalah bulan melatih diri. yang tidak selesai dalam satu bulan. Bulan ini hanya untuk latihan selanjutnya bulan-bulan yang akan datang tinggal melaksanakan apa yang telah dilatih. Tetapi aku terlalu lena jika memasuki hari Fitri, aku merasa sampai pada kemenangan sehingga hari-hari setelah Ramadhan kembali kepada kebiasaan-kebiasaan sebelumnya. Aku ingin menjadi orang yang sadar bahwa lebaran yang sesungguhnya adalah nanti, ketika sudah menghadap ke haribaan-Mu. #ngmtknawkdwk
Banjarnegara, 6 Mei 2019
0 Komentar