Entah ada angin apa
hari ini tiba-tiba ingat guru ngajiku dulu pernah menceritakan tentang
bagaimana Kiai Haji Ahmad Dahlan mengajari mengaji murid-muridnya. Yang diajarkan
kala itu adalah surat Al-Ma’un.
Kiai Dahlan kala
itu mengajari surat Al-Maun berhari-hari kepada muridnya tanpa ditambah dengan
materi baru. Hal itu ternyata mengusik hati murid-muridnya sehingga bertanyalah
mereka kepada Kiai.
“Kiai mengapa
pelajarannya tidak dirambah-tambah”
“apa kalian sudah
paham betul?” jawab kiai.
“kita sudah hafal
semua, Kiai”
“lantas apa yang
sudah kalian kerjakan?” tanya beliau lagi.
Pertanyaan itu
membuat bingung murid-muridnya. Akhirnya Kiai Dahlan menjelaskan bahwa yang
dimaksud paham tidak hanya sebatas menghafal maknanya saja tetapi juga
diamalkan, dipraktekkan.
“Rupanya
saudara-saudara belum mengamalkannya. Oleh karena itu mulai hari ini,
saudara-saudara pergi berkeliling mencari orang miskin. Kalau sudah dapat, bawa
mereka pulang ke rumah masing-masing. Mandikan dengan sabun yang baik, beri
mereka pakaian yang bersih, berilah makan dan minum, serta tempat tidur di
rumahmu”.
Kisah tersebut memberikan
pelajaran berarti bahwa ilmu yang sudah dipelajari harus diamalkan. Tidak cukup
hanya dihafal didalam kepala. Oleh karena itu seorang Kiai Dahlan dapat
mendirikan Organisasi Muhammadiyah yang hingga kini sudah tersebar ke seluruh
penjuru dunia. Dalam Muhammadiyah ajaran Kiai Ahmad Dahlan tersebut dikenal
sebagai teologi Al-Maun.
Apakah saat ini
metode pengajaran ala Kiai Dahlan masih banyak ditemui atau tidak, yang jelas
saya pribadi jarang menjumpai kajian-kajian semacam itu. Wong dasare saya
jarang ngaji juga, heheu. Tetapi kebanyakan pengajian-pengajian hari ini banyak
yang mementingkan kuantitas. Metode ceramah dan metode pengajian menghafal
sudah mayak dimana-mana. Sehingga barangkali banyak orang paham dengan ilmu
agama tetapi sebanyak itukah yang diamalkan atau dipraktekan?
Saya menjadi
bermimpi ingin mengadakan forum-forum semacam yang dilakukan kiai dahlan. Mengkaji
ilmu sedikit demi sedikit diimbangi dengan praktek nyata, amal nyata. Duh alangkah
bahagianya jika itu terwujud, mumpung mau masuk bulan Ramadhan, saya ingin
membangun forum itu. Dan akan saya namai “Kelas Al-Ma’un”.
0 Komentar